Padang

Padang
Padang Pasir

Jumat, 05 Februari 2010

MUHARROM BULAN & TAHUN BARU ; SEMANGAT BARU

Muharrom menjadi mulia bulan mulia karena memang dipilih Allah Ta’ala sebagai salah satu bulan dari 4 bulan mulia (Asyhurul-Hurum).

Allah berfirman dalam surat At-Taubah 36:

4 BULAN MULIA

4 BULAN MULIA

Artinya :

36. Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram[640]. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri[641] kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.

====================

[640]. Maksudnya antara lain ialah: bulan haram (bulan Dzul-Qaidah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab), tanah haram (Mekah) dan Ihram.

Dalam suatu riwayat dikemukakan peristiwa sebagai berikut: Pada bulan Dzulqaidah Nabi Muhammad dengan para shahabatnya berangkat ke Mekah untuk menunaikan umrah dengan membawa qurban. Setibanya di Hudaibiah, dicegat oleh kaum Musyrikin, dan dibuatlah perjanjian yang isinya antara lain agar kaum Muslimin menunaikan umrahnya pada tahun berikutnya. Pada bulan Dzulqaidah tahun berikutnya berangkatlah Nabi Muhammad beserta shahabatnya ke Mekah, dan tinggal di sana selama tiga malam. Kaum musyrikin merasa bangga dapat menggagalkan maksud Nabi Muhammad untuk umrah pada tahun yang lalu. Allah Ta’ala membalasnya dengan meluluskan maksud umrah pada bulan yang sama pada tahun berikutnya. Turunnya ayat tersebut di atas (S. 2: 194) berkenaan dengan peristiwa tersebut.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Qatadah.)


[641]. Maksudnya janganlah kamu menganiaya dirimu dengan mengerjakan perbuatan yang dilarang, seperti melanggar kehormatan bulan itu dengan mengadakan peperangan.

Para ulama’ berbeda pendapat tentang bulan manakah yang lebih mulia daripada bulan yang lainnya diantara empat bulan ini?
Imam Hasan berkata, yang paling utama dari beberapa bulan tersebut adalah bulan Muharrom.

Dalam kitab ذكريات ومناسبات halaman 24 Abuya Assayyid Muhammad bin ‘Alawy Al-Maliky Al-Hasany menjelaskan bahwa kemuliaan bulan Muharrom disamping karena ayat di atas, juga karena Rosululloh sengaja memilihnya sebagai bulan mulia dengan menyebutnya sebagai SYAHRULLOH ; شهر الله ; bulan Alloh. Sebutan ini sama persis dengan Nabi Muhammad dipilih Alloh dengan sebutan Rosululloh ; رسول الله, Nabi Ibrohim dipilih sebagai kekasih lebih dari para nabi yang lain dengan sebutan KHOLILULLOH ; خليل الله . Bahkan ketika banyak bangunan dari batu didirikan di muka bumi ini, tetapi Alloh hanya memilih Masjidil Harom yang di dalamnya ada Ka’bah dan Hajar As’a, demikian juga bangunan-bangunan (masjid) yang digunakan untuk menyembah hanya kepada Alloh saja dengan sebutan BAITULLOH ; بيت الله .

Lebih dari itu Abuya juga menjelaskan lebih detail lagi tentang kemuliaan bulan pertama di tahun Hijriyah ini juga Asyhurul-hurum yang lain, dengan sebuah penjelasan yang dinukil dari pendapat Asy-Syaikh Ali bin Abi Tholhah dan Asy-Syaikh Ibnu Rojab yang mengatakan bahwa 4 bulan tersebut mempunyai kehormatan karena mendapat kehormatan langsung dan khusus dari Alloh Ta’ala. Karena beribadah pada bulan-bulan tersebut sangat besar pahalanya dari pada dilakukan di luar asyhurul – hurum, di samping itu apabila ada seseorang berbuat dosa di dalam asyhurul-hurum maka dosanya pun juga dilipat-gandakan.

Dari sisi sejarah peradaban manusia, kita bisa mengambil ‘ibroh dan contoh kasuksesan dan keberhasilan para nabi terdahulu sebelum nabi Muhammad, bahkan pada peradaban manusia era nabi Muhammad sendiri hingga kini, ternyata Alloh Ta’ala berkehendak menempatkan bulan Muharrom sebagai bulan awal perubahan kehidupan manusia. Misalnya ;

1. Nabi Adam ‘alaihissalam mengawali kesuksesan hidup di bumi ini dengan diterima taubatnya oleh Alloh yang juga tepat di bulan Muharrom ini. Jadi Selama perpindahan serta perpisahan Nabi Adam dan ibunda Hawwa’ dari sorga ke bumi beliau beristighfar terus dengan bacaan istighfar yang diabadikan Allah Ta’ala dalam Al-Qur’an di surat ke-7 Al-A’rof ayat 23 juz 8 ;

istighfar nabi Adam - إستغفار نبي الله آدم

istighfar nabi Adam - إستغفار نبي الله آدم

Artinya;

Keduanya berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi”.

Maka tepat tanggal 10 Muharrom atau yang dikenal dengan sebutan hari ‘Asyuro Allah Ta’ala menerima taubat dan istighfar nabi Adam ‘Alaihis-Salaam.

Peristiwa kedua dalam sejarah peradaban dunia, Nabi Nuh ‘Alaihis-Salaam, ternyata sukses dalam menjalani hidup dengan kesabaran yang luar biasa hingga Allah Ta’ala memilihnya sebagai salah seorang Nabi yang bergelar ‘Ulul ‘Azmi. Namun sekali lagi Allah Ta’ala sengaja menempatkan puncak cerita kehidupan Nabi pembuat Kapal ini, juga dalam bulan Muharrom. Yaitu saat Alloh Ta’ala menyelamatkan Nabi Nuh dan 99 pengikutnya dalam kapal dari banjir bandang terbesar sepanjang sejarah kehidupan manusia. Maka berlabuhlah kapal nabi Nuh di bukit Judiy. Cerita ini diabadikan Allah Ta’ala dalam Al-Qur’an surat ke-11 Hud ayat 44 juz 12, yang artinya :

Dan difirmankan: “Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah,” Dan airpun disurutkan, perintahpun diselesaikan dan bahtera itupun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan: “Binasalah orang-orang yang zalim.”

Ternyata Nabi Nuh juga mempunyai amalan istighfar seperti Nabi Adam namun dengan redaksi yang berbeda :

istighfar nabi nuh

istighfar nabi nuh

istighfar-nabi-nuh-02-d8a5d8b3d8aad8bad981d8a7d8b1-d986d8a8d98a-d8a7d984d984d987-d986d988d8ad

Nabi Musa Alaihis-Salaam, juga mempunyai cerita yang sama. Di bulan Muharrom Allah sengaja memilihnya sebagai bulan awal kesuksesan karena di hari ke-10 Muharrom Allah Ta’ala menyelamatkan dari kejaran Fir’aun. bahkan Fir’aun pun ditenggelamkan pada hari yang sama. dan ternyata Nabi musa pun punya istighfar :

istighfar-nabi-musa-d8a5d8b3d8aad8bad981d8a7d8b1-d986d8a8d98a-d8a7d984d984d987-d985d988d8b3d989

Dalam hadits Rosullullah yang diriwayatkan oleh Imam Nasa’i dari hadits Abi Dzar, beliau berkata : aku bertanya kepada Rosullulloh shollallohu ‘alaihi wasallam, “malam apakah yang paling utama dan bulan apakah yang paling utama?” Maka beliau menjawab : “Sebaik-baik malam adalah pertengahan malam, dan paling utamanya bulan adalah bulan yang kalian semua berdo’a didalam bulan tersebut, yakni Muharrom”.
Kita juga tahu Allah subhanahu wa ta’ala menciptakan manusia dalam keadaan lemah yang tidak mempunyai daya apapun. Dan diantara kelemahan yang selalu menghinggapi manusia adalah lupa. Baik itu lupa akan pekerjaan yang telah dilakukan, lupa dimana kita menempatkan barang, ataupun lupa akan dosa yang telah kita lakukan.
Akan tetapi, walaupun Allah subhanahu wa ta’ala memberikan sifat lupa kepada manusia, yang dengan lupa tersebut manusia menjadi durhaka dan berbuat seenaknya (ma’shiat), Allah memberi kita dan menyiapkan bagi kita pelebur dosa yang dapat membersihkan dosa yang telah mereka lakukan. Diantara sarana yang disediakan Alloh adalah :
1. Segera menyusul kejelekan yang telah dilakukan dengan kebaikan. Karena dengan itu, niscaya kebersihan akan melebur dosa-dosa akibat kejelekan yang telah dilakukan.
2. Banyak membaca sholawat kepada Rosullulloh shollallohu alaihi wasallam.
3. Banyak membaca istighfar dan menyesali dosa yang telah dilakukan.

Ketiga hal ini adalah kebaikan secara umum yang bisa kita lakukan dimana saja dan kapan saja. Sementara itu, disana ada waktu dan tempat yang kita dianjurkan secara khusus untuk memanfaatkannya sebagai sarana pelebur dosa dan memohon ampun. Salah satu dari waktu yang dianjurkan itu adalah pada bulan Muharrom, tepatnya pada tanggal 10 Muharrom, yang biasa dikenal dengan Asyuro.
Pada waktu Asyuro tersebut, Rosullulloh menganjurkan umatnya agar menggunakan dengan baik hari itu untuk meminta ampunan pada Allah dengan cara berpuasa pada hari itu. Dan diantara fadhilah (keutamaan) puasa Asyuro adalah melebur dosa kita setahun yang telah lewat.
Akan tetapi, karena puasa Asyuro juga dijalankan oleh orang-orang Yahudi, maka agar kita sebagai Muslim tidak menyerupai mereka, kita disunnahkan juga berpuasa sehari sebelum Asyuro, yaitu pada tanggal 9 Muharrom, yang dikenal dengan Tasu’a. Atau puasa sehari sesudah Asyuro’ yakni tanggal 11 Muharrom.


SEJARAH HARI ASYURO


Hari Asyuro dan puasa didalamnya tidak hanya dikenal pada zaman Rosullulloh shollallohu alaihi wasallam saja. Akan tetapi puasa hari Asyuro sudah dikenal pada zaman jahiliyah.
Dalham bin Sholeh bertanya pada Ikrimah, “Ada apa dengan Asyuro?” Ikrimah pun menjawab : “Orang Quraisy pernah melakukan dosa pada masa jahiliyah, dan dosa itu terasa berat dihati mereka. Mereka pun bertanya, bagaimanakah cara mereka bertaubat? Maka dikatakan bahwa mereka pun harus berpuasa pada tanggal 10 Muharrom (Asyuro)”.
Disamping sebagai sarana pelebur dosa, maka puasa Asyuro juga merupakan sebuah hari raya atau hari ulang tahun mengenang semua kejadian besar yang pernah ada didunia ini. Diantara kejadian-kejadian besar tersebut adalah :
1. Asyuro adalah hari pertama sejarah peradaban manusia dimulai, yakni ketika Nabiyulloh Adam alaihissalam bersama istrinya, sayyidatuna Hawwa turun kedunia.
2. Pada hari itu Allah banyak sekali menerima taubat hamba-hambaNya yang bersalah, diantaranya pada hari itu Allah menerima taubat Nabiyulloh Adam alaihissalam, taubat kaum Nabiyulloh Yunus alaihissalam dan taubat kaum Nabi Musa alaihissalam.
3. Pada hari itu Nabiyulloh Musa alahissalam dan kaumnya selamat dari kejaran Fir’aun dan tentaranya, sekaligus hari tengelam dan kematian Fir’aun beserta pasukannya dilaut Merah.
4. Pada hari itu pula, perahu Nabiyulloh Nuh alaihissalam berlabuh digunung Judiy.
Sebagai rasa syukur, maka Nabiyulloh Nuh dan Nabiyulloh Musa alaihimassalam pun berpuasa pada hari itu.

AMALAN SELAIN PUASA HARI ASYURO


Untuk menambah tabungan amal kita, selain puasa, ada beberapa amalan lain yang bisa dikerjakan pada hari Asyuro, yaitu :
1. Bersilaturrohim pada sanak saudara.
2. Bershodaqoh.
3. Mandi dengan niat taubat (mandi taubat)
4. Bercelak.
5. Berkunjung pada orang-orang Alim (orang yang mengerti ilmu agama)
6. Berbelas kasihan pada anak yatim dengan mengusap kepalanya dan memberinya uang atau yang lainnya.
7. Tawassu’ lil iyyaal, atau memberi keleluasaan pada keluarga. Sebagai contoh semisal menu makanan pada hari biasa adalah nasi, tempe dan sambal saja, maka pada hari Asyuro mengistimewakan makanan dengan makanan yang lebih disukai oleh keluarga.
8. Memotong kuku.
9. Membaca surat al Ikhlas sebanyak 1000x.

Kita juga dianjurkan pada sore hari dihari tersebut agar membaca istighfar yang telah dibaca oleh para Nabi. Dipilihnya istighfar para nabi utamanya sayyidul istighfar adalah dalam rangka mengambil ibroh, semangat dan manfaat. Atau dalam istilah ulama yang lain disebut dengan TAFA’ULAN ; تفاؤلا ;(NGALAP KETULARAN, bahasa jawa). Sebagaimana Imam Asy-Saafi’i dalam bab Fadlo’ilul-A’maal ; motifasi untuk beramal sholih, beliau lebih suka mengambil Hadits Dloif dari pada mengambil pendapat seseorang (ulama).

TERUS BERISTIGHFAR


Kamis, 04 Februari 2010

SIWAK Warisan Islam Yang Terabaikan



Salah satu sunnah Nabi Muhammad SAW. yang sering dilupakan adalah urusan bersiwak. Karena melupakan hal ini, pasukan Islam pernah mengalami kalah perang.

Diantara bentuk kesempurnaan syariat Islam adalah perhatian terhadap urusan kebersihan dan kesehatan. Salah satunya adalah bersiwak dan sikat gigi. Kegiatan tersebut merupakan perbuatan sunnah yang diganjar pahala. Beliau bersabda, "Siwak itu pembersih mulut dan mendapat keridhaan dari Rabb". (Riwayat Ahmad).

Rasulullah SAW biasa membersihkan giginya usai bangun tidur dan menjelang wudlu dengan siwak. Ummu al-mukminin Aisyah Radhiyallahu'anha (ra) meriwayatkan, "Kami biasa menyiapkan sebuah siwak dan air untuk wudlu bagi Rasulullah SAW. Kapanpun Allah menghendaki beliau bangun dari tidur malam, beliau akan membersihkan giginya dengan siwak, mengambil wudlu, lalu mendirikan sholat." (Riwayat Muslim).

Sejarah Siwak

Berbagi cara membersihkan gigi telah muncul sejak dahulu kala. Mulai dengan bulu ayam, duri landak, tulang, kayu, hingga ranting-ranting digunakan sebagai alat pembersih gigi. Sejarah siwak atau miswak ini sendiri bermula pada masa Babilonia, 7000 tahun yang silam. Ia telah banyak digunakan pada zaman kerajaan Yunani dan Romawi.

Masyarakat Arab juga telah familiar dengan siwak jauh sebelum kedatangan Islam. Biasanya mereka menggunakan akar dan ranting segar dari sejenis Pohon Arak (Salvadora Persica). Pohon arak tersebut mudah dijumpai di daerah Benua Asia Tengah dan Afrika. Bentuknya kecil, mirip belukar dengan batang yang bercabang-cabang. Berdiameter kira-kira 0,1 hingga 5 cm. Jika kulit rantingnya terkelupas, akan timbul warna agak keputihan dengan juntaian serat yang banyak terlihat. Akar pohon Arak berwarna cokelat namun bercorak putih di bagian dalamnya. Dengan aroma khas seperti daun seledri yang menjadikannya terasa agak pedas.

Setiap komunitas masyarakat memiliki nama khas untuk siwak tersebut. Di daerah Timur Tengah, siwak biasa dikenal dengan sebutan miswak atau arak. Di Tanzania disebut miswak, sedang masyarakat Pakistan dan India menggelarinya dengan datan atau miswak.

Khusus daerah Timur Tengah, bahan yang sering digunakan adalah jenis pohon Arak (Salvadora Persica). Orang Afrika Barat biasa memakai pohon Limun (Citrus Aurantifolia) dan pohon Jeruk (Citrus Sinesis) sebagai bahan utama bersiwak. Masyarakat asli benua Amerika yang berkulit negro memakai akar tanaman Senna (Cassiva Vinea). Penduduk kota Sierra Laone, Liberia memanfaatkan Laburnum Afrika (Cassia Sieberianba). Sedang komunitas pengguna siwak di daerah India biasa menjadikan tanaman Neem (Azadirachta Iindica) sebagai bahan utama dalam bersiwak.

Seiring perjalanan waktu, Rasulullah lalu menetapkan pengguna siwak sebagai bagian dari sunnah Nabi. Meski demikian, kini istilah siwak bisa digunakan untuk semua jenis ranting atau akar pohon yang biasa dipakai untuk bersiwak. Tentunya dengan beberapa persyaratan tertentu, seperti lembut, sanggup membersihkan, bersifat basah, dan memiliki serat. Alhasil, akar atau batang yang tak berserat tidak boleh digunakan untuk bersiwak. Serat-serat yang ada juga tak boleh berjatuhan ketika dipakai sebab hanya akan mengotori mulut. Pun demikian, akar atau ranting kayu sebaiknya tak boleh keras sebab berpotensi merusak gsi dan email gigi.

Kandungan Kayu siwak

Sebuah penelitian terhadap kayu siwak (al-Lafi dan Ababneh/1955) menyebutkan, siwak mengandung sejumlah mineral alami yang mampu membunuh bakteri, melenyapkan plak, serta mencegah gigi berlubang, dan memelihara gusi. Dalam setiap batangnya, kayu siwak mempunyai kandungan berbagai zat kimiawi yang bermanfaat, diantaranya: Anti bacterial acids, seperti astringents, abrasive, dan detergents. Semua zat tersebut berfungsi untuk membunuh bakteri, mencegah infeksi, dan menghentikan pendarahan pada gusi.

Selain itu, kayu siwak juga mengandung zat kimia seperti: Chlorida, Pottasium, Sodium Bicarbonate, Fluoride, Silika, Sulfur, Vitamin C, Trimethyl amine, Salvadorine, Tannins, dan beberapa mineral lainnya yang berfungsi membersihkan gigi, memutihkan, serta menyehatkan gigi dan gusi. Tak jarang bahan-bahan tersebut dipergunakan sebagai bahan membuat pasta gigi. Diantara kandungan yang lain adalah adanya aroma alami berupa rasa dan bau yang segar. Menjadikan mulut si pemakai menjadi harum dan menghilangkan bau tak sedap.

Keistimewaan siwak lainnya yaitu kandungan enzim yang bertugas mencegah pembentukan plak yang menyebabkan radang gusi. Zat yang tak kalah penting berupa anti decay agent (zat anti pembusukan). Ia berfungsi menurunkan jumlah bakteri di mulut dan mencegah proses pembusukan. Selain itu, siwak juga berperan merangsang produksi saliva (air liur) lebih, sebagai organik mulut yang membersihkan mulut.

Siwak dan Tinjauan Media

Sudah menjadi rahasia umum, jika sisa-sisa makanan yang terdapat pada sela-sela gigi, menjadikan daerah mulut sangat berpotensi dalam pembusukan sekaligus perkembangan berjuta-juta bakteri. Bila tak dibersihkan secara teratur, maka dengan mudah ia akan melahirkan ragam keluhan di sekitar mulut. Mulai dari yang paling ringan, bau mulut yang tak sedap hingga adanya gigi berlubang, gigi keropos, radang gusi, dan berbagai penyakit lainnya.

Keunggulan siwak juga terdapat pada batangnya yang elastis dan ukurannya yang berdiameter kecil. Menjadikan kayu siwak bersifat lebih fleksibel dibanding yang lain. Dengannya ia sanggup menjelajah ke rongga-rongga mulut yang paling sulit dan dalam sekalipun. Alhasil, siwak mampu membersihkan lebih bersih dan mengeluarkan sisa-sisa makanan dari sela-sela gigi sekaligus menghilangkan plak yang ada. Selain itu, siwak juga aman dan sehat bagi perkembangan gusi. Sebab siwak lebih dari sekadar sikat gigi biasa.

Sebuah penelitian (Erwin dan Lewis/1989), juga menyebutkan jika pengguna siwak memiliki relativitas yang rendah dijangkiti kerusakan dan penyakit gigi meskipun mereka mengkonsumsi bahan makanan yang kaya akan karbohidrat. Penelitian lain pernah diadakan dengan menjadikan bubuk siwak sebagai bahan tambahan pada pasta gigi dibandingkan dengan penggunaan pasta gigi tanpa campuran bubuk siwak. Hasilnya? pasta gigi dengan campuran butiran bubuk siwak lebih sempurna bagi kesehatan gigi.

Bahkan dengan berbagai penemuan tersebut, tak heran jika Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) berani merekomendasikan siwak sebagai sarana kesehatan yang patut dilestarikan dan disosialisasikan ke seluruh lapisan masyarakat. Hal ini juga menjadi garansi bagi banyak perusahaan-perusahaan raksasa di dunia untuk memasukkan campuran bubuk siwak ke dalam berbagai produk pasta gigi mereka.

Siwak dalam Keseharian

Sejatinya, bersiwak itu tak terikat dengan waktu-waktu tertentu. Kapanpun orang sah-sah saja melakukannya. Namun meski demikian, ada beberapa waktu tertentu yang dianjurkan untuk dipakai. Diantaranya, ketika bangun dari tidur. Bahkan dalam riwayat disebutkan, Nabi meletakkan siwaknya di dekat kepalanya. Hingga setiap kali Nabi bangun, beliau langsung bersiwak.

Nabi juga biasa bersiwak menjelang wudlu atau ketika hendak sholat. Selain itu, bersiwak juga dianjurkan setiap ingin memasuki rumah atau ketika hendak membaca al-Qur'an dan ibadah lainnya.


Selasa, 02 Februari 2010

TEKA-TEKI HARI KIAMAT

Kata Pengantar


Akhir-akhir ini kita dikagetkan dengan isu akan terjadinya hari kiamat, yaitu pada tahun 2012. Setiap hari, di media-media, baik elektronik maupun cetak seolah berlomba-lomba mengupas kebenaran isu tersebut. Tidak hanya sekedar isu, bahkan sudah digambarkan sedemikian rupa melalui film 2012. Ditambah lagi komentar-komentar paranormal yang mengada-ada. Disadari atau tidak propaganda ini menggelitik rasa penasaran kita untuk ingin tahu akan kebenarannya. Bahkan sejak film itu dirilis, bioskop-bioskop penuh sesak, penjual CD dilapak-lapak kaki lima juga kebanjiran order. Apakah itu semua yang dijadikan referensi (rujukan) umat Islam untuk mengetahui hakekat kiamat? Oleh karena itu, pada edisi kali ini saya perlu untuk memuat tulisan mengenai teka-teki hari kiamat.


************ Selamat membaca ************



Kapan Kiamat.........? 2012 kah?? Hanya Allah SWT yang Maha Tahu. Allah SWT berfirman : "Mereka bertanya kepadamu tentang Kiamat: Kapankah terjadinya? Katakanlah: Sesungguhnya pengetahuan tentang hari Kiamat itu adalah pada sisi Rabb-ku; tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba. Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: Sesungguhnya pengetahuan tentang hari Kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (Al-A'raaf: 187).

Juga ketika Malaikat Jibril mendatangi Nabi Muhammad SAW kemudian bertanya: "Kabarkanlah kepadaku, kapan terjadi Kiamat?" Kemudian Nabi SAW menjawab: "Tidaklah orang yang ditanya lebih mengetahui daripada orang yang bertanya." (HR. Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad).

Pada manuskrip peninggalan suku Maya yang tinggal di selatan Meksiko atau Guatemala yang dikenal menguasai ilmu Falak, disebutkan bahwa kiamat itu akan terjadi pada 21 Desember 2012. Disebutkan juga pada waktu itu akan muncul gelombang galaksi yang besar-besaran sehingga mengakibatkan terhentinya semua kegiatan di muka Bumi ini.

Ramalan akan adanya kiamat pada 2012 dari suku Maya sebenarnya belum diketahui dasar perhitungannya. Tetapi isu ini sudah terlanjur menyebar luas lewat media elektronik maupun cetak yang hampir setiap hari kita jumpai. Bahkan divisualisasikan dengan dirilisnya film 2012, sehingga tanpa disadari itu akan menggiring opini untuk membenarkan terjadinya kiamat pada waktu itu. Ini propaganda yang sangat berbahaya terhadap keutuhan iman seorang mukmin.

Sebagai muslim, kita hanya yakin bahwa kiamat ada dan pasti akan datang. Dan waktunya, kita tidak ada yang tahu, apalagi sampai menyebutkan tanggal, bulan dan tahun.

Tentang waktu, kapan kiamat terjadi, umat Islam hanya diberi tanda-tandanya. Bila tanda-tanda sudah ada, maka hari yang dimaksud memang sudah dekat. Umat Islam tidak ada yang boleh menyebut waktu, baik hari, tanggal, bulan maupun tahun. Sebab itu hak prerogatif Allah SWT.

Beriman kepada hari kiamat merupakan unsur pokok keimanan dalam Islam. Tanpa beriman kepada hari kiamat, iman seseorang tidak akan diterima. Sebagaimana tidak diterima apabila tidak beriman kepada Allah, malaikat-malaikat Allah, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, dan qadha qadar dariNya. Allah SWT berfirman yang artinya: "....Barang siapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikatNya,, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, dan hari kemudian (qiyamat), maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya." (An-Nisaa': 136).

Mengenai tanda-tanda kiamat para ulama membaginya menjadi dua: (pertama) tanda-tanda kecil dan (kedua) tanda-anda besar.

Diantara tanda-tanda kiamat kecil adalah:

1. Diutusnya Rasulullah SAW
Jabir r.a. berkata: "Adalah Rasulullah SAW jika beliau khutbah memerah matanya, suaranya keras, dan penuh dengan semangat seperti panglima perang, beliau bersabda, '(Hati-hatilah) dengan pagi dan sore kalian.' Beliau melanjutkan, 'Aku diutus dan hari Kiamat seperti ini. 'Rasulullah SAW. mengibaratkan seperti dua jarinya antara telunjuk dan jari tengah. (HR. Muslim).
2. Disia-siakannya amanat
Jabir r.a. berkata, tatkala Nabi SAW. berada dalam satu majelis sedang berbicara dengan sahabat, maka datanglah orang Arab Badui dan berkata: "Kapan terjadi Kiamat?" Rasulullah SAW terus melanjutkan pembicaraannya. Sebagian sahabat berkata, "Rasulullah SAW mendengar apa yang ditanyakan tetapi tidak menyukai apa yang ditanyakannya." Berkata sebagian yang lain: "Rasul SAW. tidak mendengar." Setelah Rasulullah SAW menyelesaikan perkatannya, beliau bertanya: "Mana yang bertanya tentang Kiamat?" Berkata lelaki Badui itu: "Saya, wahai Rasulullah SAW." Rasulullah SAW berkata: "Jika amanah disia-siakan, maka tunggulah kiamat." Bertanya: "Bagaimana menyia-nyiakannya?" Rasulullah SAW menjawab: "Jika urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kiamat." (HR. Bukari)
3. Budakm melahirkan majikan dan Penggembala menjadi kaya.
Rasulullah SAW ditanya oleh Jibril tentang tanda-tanda kiamat, lalu beliau menjawab: "Seorang budak melahirkan majikannya, dan engkau melihat orang-orang yang tidak beralas kaki, telanjang, dan miskin, penggembala binatang berlomba-lomba saling meninggikan bangunan." (HR. Muslim).
4. Baitul Maqdis dikuasai umat Islam dan menyebarnya fitnah sampai ke rumah-rumah.
"Ada enam dari tanda-tanda kiamat: kematianku (Rasulullah SAW), dibukanya baitul Maqdis, seorang lelaki diberi 1000 dinar, tapi dia membencinya, fitnah yang panasnya masuk pada setiap rumah muslim, kematian menjemput manusia seperti kematian pada kambing dan khianatnya bangsa Romawi." (HR..... Ahmad dan At-Tabrani dari Muadz).
5. Banyak terjadi pembunuhan
Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda : " Tiada akan terjadi kiamat, sehingga banyak terjadi haraj." Sahabat bertanya apa itu haraj ,ya Rasulullah ?" Rasulullah SAW menjawab : " Haraj adalah pembunuhan,pembunuhan." (HR Muslim)
6. Perang antara Yahudi dan Umat Islam
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda : " Tidak akan terjadi kiamat sehingga kaum Muslimin berperang dengan yahudi. Maka kaum muslimin membunuh mereka sampai ada seorang yahudi bersembunyi dibelakang batu-batuan dan pohon-pohonan. dan berkatalah batu dan pohon : " Wahai muslim, wahai hamba Allah,ini yahudi dibelakangku, kemari dan bunuhlah ia, kecuali pohon gharqad karena ia adalah pohon yahudi." (HR Muslim)
7. Menyebar luasnya fitnah,dusta dan banyaknya pasar
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda :" Tidak akan terjadi kiamat, sampai menyebar luasnya fitnah, banyaknya dusta dan berdekatannya pasar." (HR Ahmad)
8. Sedikitnya ilmu, merebaknya perzinaan dan banyaknya kaum wanita
Dari Anas bin Malik ra, bahwa Rasulullah SAW, bersabda," Sesungguhnya di antara tanda-tanda kiamat adalah diangkatnya ilmu, banyaknya kebodohan, banyaknya perzinahan, banyaknya orang yang minum khamr, sedikit kaum lelaki dan banyak kaum wanita, sampai pada 50 wanita hanya ada satu lelaki . " (HR Bukhari)
9. Bermewah-mewahan dalam membangun masjid
Dari Anas ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda :" Diantara tanda kiamat adalah bahwa manusia saling membanggakan dalam keindahan masjid." (HR Ahmad, An-Nasa'i dan Ibnu Hibban)
10. Menyebarkan riba
Dari Abu Hurairah ra, berkata, Rasulullah SAW bersabda:" Akan datang pada manusia suatu waktu,setiap orang tanpa kecuali akan makan riba, orang yang tidak makan langsung, pasti terkena debu-debunya." (HR Abu Dawud, Ibnu Majah dan Al-Baihaqi)
11. Menyebarkan harta haram
Dari Abu Hurairah ra , berkata, Rasulullah SAW bersabda : " Akan datang pada manusia suatu saat dimana seseorang tidak peduli darimana hartanya didapat apakah dari yang halal atau haram." (HR Ahmad dan Bukhari). Dan masih banyak lagi...
Diantara tanda-tanda kiamat besar sebagaimana Sabda Rasulullah SAW : " Hari Kiamat tidak akan terjadi sehingga kalian melihat sepuluh tanda : (1) Gerhana, gempa dan penenggelaman permukaan bumi ditimur, (2) Gerhana, gempa dan penenggelaman permukaan bumi dibarat, (3) Gerhana, gempa dan penenggelaman permukaan bumi dijazirah Arab, (4) Keluarnya kabut asap, (5) Keluar Dajjal, (6) Keluarnya binatang melata yang besar, (7) Keluarnya Ya'juj wa Ma'juj, (8) Terbitnya matahari dari arah barat, dan (9) Api yang keluar dari dasar bumi "Adn yang menggiring manusia, serta (10) Turunnya Isa bin Maryam Alaihissalam, "
( HR Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad).
Allah SWT menggambarkan keadaan pada hari kiamat sebagaimana firman-NYA yang artinya: " Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup, dan diangkatlah bumi dan gunung -gunung lalu dibenturkan keduanya sekali bentur. Maka pada hari itu terjadilah kiamat dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi lemah. Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan malaikat menjunjung Arasy Tuhanmu di atas (kepala) mereka. Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tiada sesuatu pun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah). Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia berkata: Ambillah, bacalah kitabmu (ini). Sesungguhnya aku akan menemui hisab (perhitungan) terhadap diriku. Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridhoi, dalam surga yang tinggi. Buah-buhannya dekat, (kepada mereka dikatakan): Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu. Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata: Wahai alangkah baiknya sekiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini). Dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku. Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu. Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku. Telah hilang kekuasaan dariku. (Allah berfirman): Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya. Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta. Sesungguhnya dia dahulu tidak beriman kepada Allah Yang Maha Besar. Dan juga dia tidak mendorong (orang lain) untuk memberi makan orang miskin." (Al-Haaqqah 69: 13-34). Dan masih banyak lagi. Wallahu a'lam bish showab.